Disangka Nyari Tawon, Presiden Ketahuan Kencing di Semak-Semak Istana Merdeka
Awalnya Guntur tidak curiga. Dia kenal betul Bung Karno adalah pecinta tanaman. Beliau sering memperlihatkan koleksi tanaman di Istana pada tamu-tamu negara. Mungkin saat itu BK hanya ingin melihat-lihat saja.
Demikian dikisahkan Guntur dalam buku Bung Karno, Bapakku Kawanku Guruku yang terbit tahun 1977.
Bolak-Balik ke Semak-Semak
Satu jam kemudian, Presiden Sukarno kemudian kembali lagi ke semak-semak ini. Guntur pun mulai heran.
"Eh, ngapain nih bapak mondar-mandir ke dalam semak?" pikirnya.
Pemandangan serupa berkali-kali terjadi. Bahkan pernah Bung Karno tampak terburu-buru menuruni tangga dan kembali menuju semak-semak itu.
Guntur yang penasaran bertanya pada Pak Adung, pengurus Istana. Apa yang dilakukan oleh Bung Karno di semak-semak itu. Jawabannya malah memancing tawa.
"Barangkali mau lihat tawon yang ada di situ Mas. kalau tidak salah dulu di situ ada tawonnya," kata Pak Adung.
"Wah, mana mungkin. Masak presiden cari tawon," Guntur pun tertawa.
Pengakuan Bung Karno
Aksi Bung Karno bolak-balik ke semak-semak itu terus berlanjut. Guntur yang penasaran pun memutuskan bertanya pada ayahnya.
Awalnya Presiden Sukarno tak mau memberi tahu. Namun setelah didesak akhirnya beliau tertawa terbahak-bahak.
"Kau mau tahu? Aku kencing di situ," bebernya sambil tertawa.
Jawaban itu mengejutkan G
untur. Tapi akhirnya dia paham kenapa Bung Karno memilih semak-semak daripada toilet Istana. Jarak antara beranda ke beberapa toilet antara 50 meter sampai 70 meter. Sementara semak-semak dekat tangga, cukup 5 meter saja.Lucunya lagi, Guntur kemudian mendapat kabar dari adiknya Megawati, 'toilet istimewa' itu tadi kini tak hanya digunakan oleh Bung Karno saja, tapi juga para tamu negara dan dubes-dubes asing!