Berakhirkah Ganjar? Capres 2024 Puan Maharani vs Anies Baswedan?
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, akan mengusung calon presiden (Capres) untuk Pilpres 2024 dari kader partainya.
Megawati menyampaikan, keputusan Capres yang akan diusung PDIP merupakan hak prerogatif dirinya selaku ketua umum.
Megawati pun mengaku telah mengantongi nama kader PDIP yang akan diusung sebagai Capres dalam Pilpres 2024.
"Kan saya ketua umum terpilih di kongres partai."
Sebenarnya kata kata ini sudah bisa ditafsir bahwa Ganjar pranowo tidak lagi punya kesempatan untuk menjadi capres PDI-P pada pilpres 2024, ucapan megawati ini bukan tanpa makna, meskipun memiliki elektabilitas tinggi tapi penunjukan siapa yang akan menjadi calon presiden tetaplah di tangan nya yang berarti peluang puan maharani sebagai anaknya adalah yang paling besar saat ini.
Sontak tentu saja membuat pendukung ganjar geram, bahkan buzzer buzzer langsung mengultimatum megawati dengan pernyataan bahwa PDIP tidak akan memenangkan pemilu 2024 andai saja yang dicalonkan adalah puan maharani bukan ganjar pranowo.
Terkesan diam tapi menghanyutkan, ganjar membalas perlakuan yang diterimanya dengan memposting bagaimana ia disambut sebagai calon presiden oleh sejumlah kader PDIP.
Respon yang dinilai sebagai bentuk kemurkaan ganjar, wajar saja karena tidak di deklarasikan sebagai capres alih alih duduk di bangku utama, jangankan cadangan bahkan ganjar hanya duduk di bangku penonton pada HUT PDIP.
Namun apakah perlawanan ganjar itu berarti? Tentu saja tidak
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menyebut Megawati berpeluang mengusung Ketua DPR RI, Puan Maharani, daripada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai Capres.
Menurutnya, sinyal tersebut terlihat ketika Megawati bersikap cuek terhadap Ganjar Pranowo dalam peringatan HUT ke-50 PDIP.
"Sikap cuek Megawati terhadap Ganjar menegaskan bahwa Ganjar tidak menjadi center of gravity di pusat pengambilan keputusan politik PDIP."
"Seolah nama Ganjar kian terpinggirkan dalam dinamika pengambilan keputusan internal PDIP," katanya kepada Kompas, Rabu (11/1/2023).
Kompas