Tea

ChatGPT Minggir, AI Dewa Penyelamat Google Akhirnya Muncul

Author
Published 14.08.00
ChatGPT Minggir, AI Dewa Penyelamat Google Akhirnya Muncul
Google akhirnya mengumumkan teknologi chatbot yang mereka siapkan untuk melawan ChatGPT. Teknologi bernama Google Bard AI tersebut dibangun di atas model kecerdasan buatan LaMDA yang telah bertahun-tahun dikembangkan oleh Google.
Pengumuman Google menandai fase terbaru dari kompetisi sengit di Silicon Valley untuk menjadi perusahaan terdepan dalam implementasi kecerdasan buatan.
Google menyatakan bahwa Google Bard AI akan tersedia untuk publik dalam beberapa pekan ke depan. Fondasi dari Bard, LaMDA, adalah kependekan dari Language Model for Dialogue Applications (model bahasa untuk aplikasi percakapan).

Sebelum diluncurkan untuk publik, Bard dan LaMDA, akan dibuka untuk diuji coba oleh pihak yang tepercaya.

Pekan lalu, CNBC International melaporkan bahwa Google sedang menguji coba fitur-fitur kecerdasan buatan sebagai bagian dari "kode merah", yaitu rencana yang disiapkan untuk merespons popularitas ChatGPT besutan OpenAI.

OpenAI diketahui bekerja sama erat dengan Microsoft untuk implementasi teknologi di balik ChatGPT untuk mesin pencarian. Selain mengucurkan miliaran dolar ke OpenAI, Microsoft juga menyediakan dukungan dalam bentuk infrastruktur komputasi awan.

Beberapa fitur yang diuji coba Google adalah sebuah chatbot yang diberi nama Apprentice Bard serta platform pencarian web yang bisa melayani format pertanyaan dan jawaban. Dalam format saat ini, mesin pencari Google hanya merespons kata kunci dengan sederet tautan terkait.

"Dalam waktu dekat, kalian bisa melihat sendiri Search yang didukung oleh fitur kecerdasan buatan yang mampu menyaring informasi kompleks dan persepektif yang beragam ke format yang mudah dicerna. Ini membuat kalian bisa dengan cepat memahami gambaran besar dan belajar dari informasi yang tersedia di internet, baik untuk mencari persepektif tambahan-misalnya blog dari pemain piano dan gitar maupun memahami lebih dalam, seperti tahap belajar alat musik," kata CEO Google Sundar Pichai dalam blog Google, Senin (6/2/2023).

Google kemudian memberikan contoh penggunaan Bard untuk menyederhanakan topik yang kompleks dengan memintanya memberikan penjelasan soal penemuan terbaru dari teleskop James Webb NASA ke anak berusia 9 tahun.

Manajemen Google sebelumnya diketahui telah menggelar diskusi intens dengan pegawainya tentang kemampuan perusahaan berkompetisi di bidang AI.

Menurut CNBC International, bos AI Google, Jeff Dean, menyatakan bahwa Google berhadapan dengan risiko reputasi dalam meluncurkan platform kecerdasan buatan. Ini membuat perusahaan bergerak "lebih hati-hati dari startup".

Dalam pengumuman peluncuran Google Bard AI, Google menyatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan mereka masih akan melalui uji coba yang intens. "Kami menggabungkan respons eksternal dan hasil uji coba internal untuk memastikan respons yang diberikan Bard berkualitas, aman, dan berdasarkan informasi dari dunia nyata."

CNBC Indonesia

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021