Sandiaga Setop Bahas Utang Anies: Ini Berpotensi Memecah Belah Kita
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno tak ingin membicarakan lebih jauh terkait polemik utang Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menurutnya, hal itu akan memperkeruh situasi.
Pembahasan terkait utang itu, menurut Sandi tidak memberikan hal positif bagi masyarakat. Sebaliknya, kata dia, justru berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa menjelang Pilpres 2024.
"Karena ini berpotensi memecah belah kita, sementara kontestasi demokrasi ini harus kita rawat, pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan," ujar Sandi di Makassar, Sabtu (11/2).
"Saya sampaikan, saya sudah memutuskan tidak memperpanjang diskursus mengenai yang selama ini kita bicarakan," tambahnya.
Sandi berharap agar seluruh pihak dapat menghentikan pembahasan tersebut dan lebih banyak membicarakan gagasan tentang bangsa.
"Sehingga akhirnya kita tidak lagi menatap masa lalu tetapi justru menatap masa depan," katanya.
Sandi kembali menegaskan bahwa dirinya tidak ingin membicarakan terkait isu utang piutang Anies itu. "Saya tidak akan memperpanjang lagi," ujarnya.
Isu utang Rp50 miliar yang melibatkan bakal capres Partai NasDem Anies Baswedan dan Sandiaga terus bergulir jelang Pilpres 2024.
Polemik bermula saat Sandi mengungkap ada perjanjian antara dirinya, Anies, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Pilkada DKI 2017.
Ia tak mengungkap isi perjanjian, tetapi isu merembet ke utang-piutang saat Anies dan Sandi menjadi pasangan calon di pilkada.
Awalnya, utang Anies ke Sandi dikabarkan senilai Rp50 miliar. Hal itu diungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa yang terlibat dalam perjanjian antara Anies dengan Sandi.
Namun belakangan, muncul salinan surat pernyataan antara Anies dengan Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam salinan itu, utang Anies ke Sandiaga bernilai total Rp92 miliar.
"Dengan demikian saya mengakui total jumlah dana pinjaman I, dana pinjaman II dan dana pinjaman III adalah sebesar Rp92 miliar," bunyi salah satu poin surat tertanggal 9 Maret 2017.
Ketua Tim Pemenangan Anies di Koalisi Perubahan Sudirman Said mengonfirmasi surat tersebut.