Penyebab Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Usai Laga Arema FC vs Persebaya, Puluhan Suporter, Balita Hingga Polisi Dikabarkan Tewas
Sepakbola Indonesia kembali berduka, hingga pukul 01.00 WIB 02 Oktober 2022 dilaporkan lebih dari 60 orang meninggal dunia, bahkan termasuk balita dan polisi yang disebabkan kericuhan besar besar pascaa Laga derbi antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupatan Malang, Jawa Timur Sabtu (1/10/2022) berakhir tragis.
Puluhan orang termasuk polisi dan balita dikabarkan meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi pascapertandingan yang dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 tersebut.
Lantas bagaimana awalnya kerusuhan ini bisa terjadi?
Kerusuhan besar ini dimulai saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah mereka tidak Terima Arema FC kalah.
Begitu kericuhan ini terjadi Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri dan barracuda. Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu suporter.
Kerusuhan tersebut semakin membesar. Sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Bahkan terlihat Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut. Terlihat dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar. Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.
Disebabkan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas, padahal penyemprotan gas air mata sejatinya dilarang digunakan di stadion sepakbola
Hal ini lah yang akhirnya membuat kericuhan yang berakibat banyak korban meninggal, bahkan hingga berita ini diterbitkan, kabarnya 60 orang dilaporin tewas dan ratusan lain luka luka,
Korban bisa saja bertambah mengingat saat ini rumah sakit tidak lagi mampu menampung korban luka luka.
Sementara itu situasi mencekam masih terjadi di stadion.