Silang Pendapat PDIP dan Gerindra Soal Duet Prabowo - Ganjar
Wacana mengusung duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menuai silang pendapat di antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra.
PDIP mensyaratkan calon presiden yang diusung harus berasal dari partainya. Sementara, Gerindra juga mensyarakatkan Prabowo harus menjadi calon presiden (capres).
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi wacana Partai Gerindra untuk mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Dia membuka peluang kerjasama kedua partai, namun dengan syarat capres yang akan mereka usung harus berasal dari PDIP.
"Ya penawaran kerja sama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan (PDIP)," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin, 13 Maret 2023.
Ia mengingatkan bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sudah menyampaikan dalam HUT partai ke-50 pada Januari lalu bahwa capres berasal dari kader internal PDIP. Hasto mengatakan PDIP sudah melakukan proses kaderisasi secara sistemik dan memberikan penugasan kepada kader di berbagai tingkatan dalam perspektif yang ideal.
"Partai mengusung calon presiden dari kader internal partai, itulah yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan," kata dia.
Hasto pun menyatakan bahwa partainya tidak dalam posisi menerima ataupun menolak opsi duet tersebut. Dia kembali menegaskan bahwa masalah capres dan cawapres menunggu keputusan dari Megawati Soekarnoputri.
"Ya nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan yang menjadi harapan rakyat," kata Hasto.
Dia pun menyatakan proses pengusungan pasangan capres dan cawapres oleh PDIP pada Pemilu 2024 tak akan jauh berbeda dari dua Pemilu sebelumnya.
"Jadi, kalau kami lihat secara empiris pada tahun 2014 dan 2019, maka tahapannya, Ibu Megawati Soekarnoputri menetapkan calon presiden dari internal PDIP, pada saat itu adalah Bapak Jokowi," kata dia.