Indonesia sebentar lagi digadang-gadang bakal mempunyai pabrik petrokimia terbesar di dunia yang berdiri di Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara. Dengan demikian, RI tidak perlu lagi mengimpor produk petrokimia dan turunannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Ini sekarang kita lihat hilirisasi petrokimia, sekarang on going di Kaltara akan jadi salah satu petrokimia terbesar di dunia," katanya dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, Selasa(9/5/2023).
Bila pabrik petrokimia ini terbangun, maka menurutnya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor petrokimia. Bahkan, syukur-syukur, produknya nanti bisa diekspor.
"Semua material gak perlu lagi impor. Kita sudah bikin, cost turun, kita malah bisa ekspor," lanjutnya
Seperti diketahui, Indonesia akan memiliki sebuah proyek raksasa dengan perkiraan nilai investasi jumbo yakni mencapai US$ 132 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).
Proyek raksasa ini berupa Kawasan Industri Hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Panajam Paser, Kalimantan Timur. Disebutkan, proyek ini hanya berjarak 185 km dari IKN Nusantara.
Adapun salah satu proyek yang akan dibangun di kawasan tersebut yaitu pabrik petrokimia.
Hal tersebut terungkap dari data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI yang diperoleh CNBC Indonesia.
Besarnya nilai investasi tersebut karena sejumlah proyek besar akan dikembangkan di dalam Kawasan Industri Khusus yang akan berbasiskan pada sumber energi hijau.
Berikut beberapa mega proyek yang akan dibangun di Kawasan Industri Kaltara:
1. Pabrik petrokimia
Pabrik petrokimia di Kawasan Industri Kaltara ini rencananya akan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahunnya.
2. Smelter Alumina
Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas 3 juta ton akan dibangun di kawasan industri ini.
3. Pabrik Besi dan Baja
Rencananya akan dibangun pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas 5 juta ton per tahun.
4. Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
Pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun dengan kapasitas 265 Giga Watt hour (GWh).
5. Industrial and Polycrystalline Silicon
Rencananya juga akan dikembangkan pabrik polycrystalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.
Tidak hanya itu, Kawasan Industri Hijau Kaltara ini juga akan menggunakan sumber energi hijau sebagai sumber utama energinya. Sebanyak 1 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) juga akan dibangun di kawasan industri ini.
Selain itu, kawasan industri ini juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (Plta) dengan kapasitas hingga 1 GW.
"Kawasan Industri Kaltara ini diperkirakan akan menyerap 160.000 tenaga kerja," tulis data Kemenko Marves tersebut.
CNBC